64 ASAL USUL YASINAN DAN TAHLILAN
BAB 1 SEKILAS YASINAN DAN
TAHLILAN
Diposkan oleh: Muhammad Soleh -
Jumat, 29 Oktober 2010
Kata Yasinan dan Tahlilan seakan
telah mendarah daging dihati masyarakat luas, terutama ditanah air kita
Indonesia, secara umum dapat di pahami bahwa dua kata tersebut diatas biasanya
berkaitan dengan peristiwa kematian, yang mana dua kata ...ini diungkapkan
dalam bentuk seperti acara peringatan terhadap kematian tersebut.
Acara yang diadakan oleh ahli
mayit ini dihadiri oleh para kerabat , para tetangga, masyarakat sekitar, dan
terkadang dengan mengundang beberapa orang jauh yang dianggap berpengaruh
didaerah tersebut, hanya saja di beberapa tempat ada yang
dibedakan/disendirikan antara yasinan yang biasanya diadakan pada malam jum’at
dengan tahlilan yang dikaitkan dengan hitungan perhari dari kematian atau
kadang disatukan dua acara tersebut dalam satu acara (hal ini sebagaimana
survey Penulis dari sekitar 20 santri yang berasal dari propinsi yang berada di
Indonesia). Dimulai dengan acara bacaan pujian, surat yasin atau surat yang
lain, zikir-zikir, serta doa-doa yang ditujukan kepada sang mayit di alam
kubur, sampai diakhiri dengan hidangan aneka makanan yang lebih dari
alakadarnya, ditambah lagi biasanya mereka pulang dengan buah tangan (berkat)
untuk dibawa pulang.
Dinamai yasinan karena diantara
bacaan-bacaanya ada surat yasin yang menurut mereka ada berbagai keutamaan
lebih disbanding surat-surat yang lain (padahal semua hadist yang menjelaskan
keutamaan surat yasin tidak lepas dari derajat ‘lemah bahkan palsu’ sebagaimana
yang akan kami sebutkan insya Allah). Dan dinamai tahlilan karena termasuk yang
dibaca diantara dzikir-dzikirnya adalah kalimat “La ilaha illallah (kailmat ini
disebut Tahlil).
Sudah menjadi kelaziman kalau ada
yasinan dan tahlilan mesti ada aneka hidangan yang biasanya lebih dari
sekedarnya, dan acara yang banyak dijumpai di pedesaan ini ternyata dijumpai
diperkotaan juga, hanya saja kalau didaerah perkotaan biasanya acara ini
berlangsung agak ringkas/cepat, dan aneka makanannya dihidangkan lebih praktis
yaitu dengan cara membagi nasi kotak plus minuman didalamnya atau semisalnya.
Acara ini tidak hanya sekali
diadakan, bahkan biasanya akan diadakan dari hari pertama dan atau diteruskan
sampai hari ketujuh dari hari kematiannya, tiap malam jumat atau bisa berbeda
menurut kebiasaan disuatu daerah tertentu, seperti hari keempat puluh,
keseratus, keseribu (nyewu) atau diadakan setiap tahun.
Acara ini asal usulnya adalah
dari warisan nenek moyang yang sudah berabad-abad lamanya, dan entah siapa
pencentusnya, yang jelas acara ini dimaksudkan untuk mengirimkan pahala
bacaan-bacaan khusus buat mayit.
Acara ini telah menjadi satu
keharusan yang memberatkan dan terpaksa diadakan oleh ahli mayit, sehingga
sulit untuk dihindarkan, apalagi dihapuskan, bahkan tidak jarang diantara
mereka harus menghutang kesana-kemari demi hanya untuk mengadakan acara
tersebut, karena ternyata menurut pengakuan yang telah meninggalkan acara yan
memberatkan ini, alsan yang paling kuat mengapa mereka harus mengadakan adalah
- takut diasingkan
- dianggap melawan adat kalau
tidak menyelenggarakan acara tersebut
Tidak hanya cukup disitu, bahkan
beberapa orang yang gemar mendatangi acara ini tidak segan-segan mengatakan ini
sunnah rasul yang seyogyanya terus dilestarikan, baik dengan menyitir
hadist-hadist nabi صلی الله عليه وسلم
(padahal hadistnya lemah dan palsu), atau menafsirkan hadist-hadist dengan
penafsiran yang jauh dari kebenaran, atau sekedar mengutip fatwa-fatwa guru
mereka, kemudian menyandarkan bahawa acara seperti ini adalah termasuk ciri
khas dari penganut mazhab Syafi'i. (padahal justru mazhab syafi'i sebenarnya
yang mengatakan ini termasuk bid'ah yang mungkar sebagaimana akan saya jelaskan
insya Allah.)
ASAL USUL TAHLILAN
Sebelum Islam masuk ke Indonesia,
telah ada berbagai macam kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar penduduk
tanah air ini, diantaranya keyakinan-keyakinan yan mendominasi saat itu adalah
Animisme dan Dinamisme. Diantara mereka menyakini bahwa arwah yang telah di
cabut dari jasadnya akan gentayangan disekitar rumah selama tujuh hari,
kemudian setelahnya akan meninggalkan tempat tersebut dan akan kembali pada
hari ke empat puluh, hari keseratus dan hari keseribunya atau mereka menyakini
bahwa arwah akan datang setiap tanggal dan bulan dimana dia meninggal ia kan kembali
ketempat tersebut (dan keyakinan seperti ini masih melekat kuat di hati
kalangan orang awam ditanah air ini sampai hari ini). sehingga masyarakat pada
saat itu ketakutan akan gangguan arwah
tersebut dan membacakan
mantra-mantra sesuai dengan keyainan mereka.
Setelah Islam masuk dibawa oleh
ulama yang berdagang ke tanah air ini, mereka memandang bahwa ibi adalah suatu
kebiasaan yang menyelisihi syariat Islam, lalu mereka berusaha menghapusnya
dengan perlahan, dengan cara memasukkan bacaan-bacaan thoyyibah sebagai
pengganti mantra-mantra yang tidak dibenarkan menurut ajaran Islam dengan
harapan supaya mereka bias berubah sedikit demi sedikit dan meninggalkan acara
tersebut menuju acara Islam yang murni. Akan tetapi sebelum tujuan akhir ini
terwujud, dan acara pembacaan kalimat-kaimat toyyibah ini sudah menggantikan
bacaan mantra-mantra yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, para ulama yang
bertujuan baik ini meninggal dunia, sehingga datanglah generasi selanjutnya
yang mereka ini tidak mengetahui tujuan generasi awal yang telah mengadakan
acara tersebut dengan maksud untuk meninggalkan secara perlahan.
Perkembangan selanjutnya
datanglah generasi setelah mereka dan demikian seterusnya, kemudian pembacaan
kalimat toyyibah ini mengalami banyak perubahan baik penambahan atau
pengurangan dari generasi ke generasi, sehingga sering kita jumpai acara
tahlilan disuatu daerah berbeda dengan prosesi tahlilan di tempat lain (ini
menunjukan bahwa acara yasinan dn tahlilan sama sekali tidak pernah dicontohkan
oleh nabi kita dan tidak pernah dilakukan oleh para sahabat yang mulia dan juga
bukan termasuk sunnah, seandainya mereka telah melakukannya pasti sampai
khobarnya kepada kita bagaimana prosesi acara tersebut, sebagaimana
sunnah-sunnah yang jelas disyariatkan dan telah mereka lakukan, sehingga kita
mengetahui bagaimana kita harus mengamalkannya sesuai dengan contohnya.) Sampai
hari ini
http://islamtanpasyirikkhurafatdanbidah.blogspot.com/2010/10/bab-1-sekilas-yasinan-dan-tahlilan.html